Main Article Content

Abstract

Bioremediasi merupakan salah satu alternatif pengolahan limbah berbahaya yang relatif lebih ekonomis, mudah dan ramah lingkungan. Teknologi ini memanfaatkan aktivitas mikroba untuk mengolah limbah berbahaya tadi menjadi lebih rendah bahayanya atau bahkan tidak berbahaya sama sekali. Salah satu limbah yang berpotensi menjadi limbah berbahaya dari aktivitas industri adalah limbah oil sludge. Oil sludge memiliki karakteristik tertentu sehingga untuk proses bioremediasinya perlu dicampur dengan tanah. Pencampuran dengan tanah bertujuan untuk memperbaiki porositas bahan sehingga pertukaran oksigen dapat berlangsung lebih baik. Oksigen diperlukan mikroba untuk penguraian limbah. Selain oksigen, mikroba juga memerlukan nutrien penunjang yang minim disediakan oleh lingkungan. Kompos mempunyai kemampuan untuk meningkatkan porositas, merupakan bahan nutrien tambahan bagi mikroba serta sumber mikroba yang sangat kaya. Oleh karena itu, kompos dapat ditambahkan pada proses bioremediasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kompos pada bioremediasi oil sludge PT Pertamina Cilacap. Selain itu diteliti juga porsi penambahan kompos dan proporsi tanah dan oil sludge yang dapat memberikan hasil degradasi oil sludge terbaik. Berdasarkan hasil penelitian, kompos memberikan pengaruh positif terhadap proses bioremediasi. Reaktor yang diberi kompos lebih banyak yaitu sebanyak 10% memberikan angka penurunan Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) yang lebih baik dari reaktor yang hanya diberi 5% kompos. Kompos pada penelitian ini lebih berperan sebagai bulking agent serta sumber nutrien tambahan dibanding sebagai penyumbang mikroba pendegradasi. Mikroba yang berperan lebih banyak selama proses adalah mikroba indigenous dari limbah oil sludge. Hasil terbaik juga diberikan oleh reaktor dengan proporsi tanah dan oil sludge yang sama. Efisiensi penurunan TPH tertinggi adalah sebesar 39% selama 21 hari.

Keywords

oil sludge bioremediasi kompos TPH bulking agent nutrien degradasi microbial

Article Details