Main Article Content

Abstract

Akhir-akhir ini, Indonesia diramaikan dengan tindakan kekerasan atas nama agama. Anehnya, pihak-pihak yang melakukan tindakan kekerasan berasal dari lembaga, organisasi, dan aliran keagamaan yang menuduh penganut aliran keagamaan lain sebagai sesat. Lebih aneh lagi, MUI yang selama ini menjadi eksekutor Tuhan, sama sekali tidak menfatwa sesat tindakan kekerasan yang dilakukan mereka yang mengatasnamakan agama. Peristiwa itu nampaknya tidak lepas dari klaim kepemilikan dan kebenaran atas nama agama yang dilakukan oleh sebagian mereka. Akibatnya, agama dijadikan justifikasi atau pembenaran tindakan kekerasan itu sendiri. Agama akhirnya berwajah kekerasan, bukan membawa kedamaian sebagaimana missi awal. Untuk melepaskan agama dari manipulasi mereka, dan dalam rangka melepaskan agama dari bayang-bayang dan klaim organisasi, aliran, dan lembaga keagamaan itulah, tulisan ini dibuat.

Keywords: Teosentris-Eskatologis; Antroposentris-Transformatif; dan Religiosentris.

Article Details

How to Cite
Wijaya, A. (2008). A New Paradigm in Religious Discourse: Liberating Religion from the Shadow of Institutions, Organisations, and Religious Streams. Millah: Journal of Religious Studies, 7(2). Retrieved from https://jurnal.uii.ac.id/Millah/article/view/345