Main Article Content

Abstract

tergabung dalam satu kelas dengan satu orang dosen sebagai pengajar. Pembagian kelas biasanya dilakukan berdasarkan nomor induk mahasiswa. Dengan pendekatan pengklasteran fuzzy, pembagian kelas dapat dilakukan berdasarkan nilai prestasi mahasiswa pada mata kuliah yang menjadi prasyarat untuk menempuh mata kuliah yang baru. Mata kuliah yang dimaksud yaitu Dasar Sistem Kontrol dengan mata kuliah Prasyarat berupa Kalkulus I, Kalkulus II, Rangkaian Listrik I, dan Rangkaian Listrik II.

Pengklasteran mahasiswa-mahasiswa dalam mata kuliah Dasar Sistem Kontrol sesuai persepsi berdasarkan pada penguasaan mata kuliah prasyarat. Untuk mengukur tingkat penguasaan masing-masing mahasiswa yaitu berdasarkan nilai yang diperoleh oleh mahasiswa tersebut, yang di Universitas Diponegoro dibagi menjadi delapan kategori yaitu A, AB, B, BC, C, CD, D, dan E. Nilai-nilai tersebut sama dengan skor 4, 3,5, 3, 2,5, 2, 1,5, 1 dan 0. Skor-skor tersebut yang nantinya menjadi masukan dalam pengklasteran fuzzy berupa Fuzzy C-Means dan Subtraktif.

Algoritma Fuzzy C-Means menghasilkan dua keluaran yaitu i U yang dapat digunakan sebagai acuan seorang mahasiswa yang harus berada dalam kelas tertentu dan i v yang digunakan untuk menentukan kelas mana yang mempunyai tingkat penguasaan tertinggi terhadap suatu mata kuliah prasyarat. Algoritma Fuzzy C-Means lebih cocok untuk alokasi mahasiswa menjadi beberapa kelas karena masukan berupa jumlah klaster yang diinginkan.

 

Kata kunci : pengklasteran, Fuzzy C-Means, kelas kuliah

Article Details