Main Article Content

Abstract

Latar Belakang: Di Indonesia, kanker nasofaring (NPC) menempati urutan 4 tumor ganas di seluruh tubuh. Pada daerah kepala dan leher, NPC menempati urutan pertama kanker di daerah kepala dan leher. Kurangnya pengetahuan tenaga kesehatan yang ada di puskesmas dan juga masyarakat tentang NPC menjadi salah satu faktor yang menyebabkan diagnosa dini penyakit ini menjadi terlambat. Perlu adanya upaya untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap NPC oleh tenaga kesehatan dalam rangka penegakan diagnosis NPC secara dini.


Tujuan: Untuk menjelaskan efektivitas seminar untuk meningkatkan pengetahuan tentang kewaspadaan kanker nasofaring pada tenaga kesehatan di Kabupaten Gunungkidul


Metode: Jenis penelitian adalah quasi experimental dengan rancangan pre dan post test only group design. Penelitian ini dilakukan pada 109 tenaga kesehatan yang diambil secara klaster dari seluruh instansi kesehatan di wilayah kabupaten Gunungkidul. Perlakuan yang diberikan pada responden meliputi seminar tentang kewaspadaan NPC. Kuesioner Awareness Program Questionnaire (APQ) digunakan sebagai alat ukur penelitian ini. Data pre dan post-test dari responden dianalisis dengan menggunakan uji paired sample t-test. Data dinyatakan bermakna jika p>0.05 dengan koefisien internal (CI) sebesar 95% 


Hasil: Tingkat pengetahuan responden tentang kewaspadaan NPC setelah mengikuti seminar meningkat sebesar 32,3%. Pemahaman tenaga kesehatan sebelum seminar adalah 6,60 ± 2,07 naik menjadi 9,51±2,243 setelah seminar (p<0,01).


Simpulan: Metode seminar efektif meningkatkan pengetahuan tentang kewaspadaan NPC pada tenaga kesehatan di Kabupaten Gunung kidul.

Article Details

Author Biographies

Ima Dewi Rosmawati, Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Indonesia

 

 

 

Sagung Rai Indrasari, Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

 

 

 

Camelia Herdini, Departemen Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

 

 

 

Renske Fles, Maastrich University Medical Centre, Netherlands

 

 

I. Bing Tan, Department of Head and Neck Oncology and Surgery of the Netherlands Cancer Institute and at the department of Otorhinolaryngology of the Academic Medical Centre, both in Amsterdam, the Netherlands

 

 

 

Ika Fidianingsih, Departemen Histologi dan Biologi Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Indonesia