Main Article Content

Abstract

Epilepsi adalah gangguan otak yang ditandai dengan kecenderungan terjadinya kejang atau bangkitan epileptik. Epilepsi yang ditimbulkan oleh tumor otak disebut epilepsi terkait tumor otak. Patofisiologi yang mendasarinya masih belum banyak dipahami tetapi telah terbukti bersifat multifaktorial. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk melaporkan kasus dari seorang pasien perempuan berusia 50 tahun datang dengan keluhan utama kejang disertai benjolan di mata kanan yang terus membesar selama 6 bulan terakhir. Pemeriksaan fisik menunjukkan proptosis, gangguan visus dan papilatrofi pada mata kanan, paresis nervus kranialis III, IV, dan VI dekstra, lesi nervus kranialis V sensoris cabang I dan II dekstra, refleks primitif glabela positif, dan gangguan kognitif berat dengan ketergantungan ringan-sedang. Hasil radiologi menunjukkan suspek tumor sinonasal dekstra dengan infitrasi serebral. Hasil elektroensefalografi menunjukkan gambaran abnormal dengan frontal bilateral epileptiform discharges (L>R) disertai focal slowing regio frontalis dan frontal intermittent rhythmic delta activity (FIRDA) yang konsisten dengan klinis focal seizures disorder dapat sesuai dengan epilepsi lobus frontalis. Pasien mendapatkan terapi steroid deksametason intravena, fenitoin, asam valproat, asam folat, kalium aspartat, dan haloperidol. Pasien dipulangkan setelah perawatan hari kesepuluh dalam kondisi bebas kejang selama tujuh hari. Kondisi tumor pada kasus telah mencapai stadium lanjut, sebagaimana ditunjukkan oleh invasi tumor ke struktur tulang di sekitarnya dan struktur intrakranial sehingga memicu terjadinya epilepsi. Epilepsi dapat terkontrol dengan terapi steroid intravena serta obat anti epilepsi kombinasi.


 KATA KUNCI: epilepsi; tumor otak; tumor sinonasal.

Article Details