Main Article Content

Abstract

Salah satu bentuk pengembangan Kota Bandung dapat dilakukan melalui peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan tersedianya lembaga pendidikan. Universitas Xmerencanakan pembangunan Gedung Dekanat dengan tujuan agar dapat menunjang kebutuhan institusi dan peningkatan efektifitas dan efisiennya proses belajar mengajar. Pembangunan gedung baru di Kota Bandung diwajibkan untuk menerapkan Bangunan Hijau salah satunya dengan mengimplementasikan konservasi air. Konservasi air perlu diterapkan sebagai upaya menjaga keberlangsungan keberdayaan daya dukung, daya tampung dan fungsi sumber daya air. Metode peelitian yang dilakukan adalah  mengidentifikasi potensi penerapan konservasi air dengan mengacu pada  Peraturan Wali Kota Bandung No. 1023 Tahun 2016 tentang Bangunan Hijau, melalui penggunaan saniter hemat air, pemanfaatan kembali air bekas untuk kebutuhan flushing WC dan urinal, serta pemasangan meter air. Berdasarkan hasil identifikasi , potensi penerapan konservasi air yang bisa dilakukan di Gedung Dekanat adalah sebesar 10.489 liter/hari.

Article Details

References

  1. Artayana, K. C. B., & Atmajab, G. I. (2010). Perencanaan Instalasi Air Bersih dan Air Kotor Pada Bangunan Gedung dengan Menggunakan Sistem Pompa. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, 4 (1) : 51-56.
  2. David, V. V., Pharmawati, K., & Usman, D. K. (2019). Implementasi Konsep Konservasi Air di Gedung Apartemen X. Serambi Engineering, 4 : 694-702.
  3. Green Building Council Indonesia. (2013). Greenship Rating Tools: Greenship for the New Building version 1.1 Summary of Criteria and Benchmarks.
  4. Handayani, D. S. (2014). Kajian Pustaka Potensi Pemanfaatan Greywater sebagai Air Siram WC dan Air Siram Tanaman di Rumah Tangga. Jurnal Presipitasi : Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan, 10 (1) :44-50.
  5. Handoko, J. P. S. (2016). Optimalisasi Pemanfaatan Greywater pada Bangunan Rumah Susun sebagai Upaya Mewujudkan Suistainable Architecture Studi kasus: Rumah Susun Juminahan di Yogyakarta Publikasi Universitas Mercu Buana, 5 (2) : 59-66
  6. Hardjosuprapto, M, (2002). Air Buangan Volume 1. ITB : Bandung
  7. Noerbambang, S. M., & Morimura, T, (2005). Perencanaan dan Pemeliharaan Sistem Plambing. Jakrarta : PT. Prandya Paramita.
  8. Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 1023 Tahun 2016 tentang Bangunan Gedung Hijau.
  9. Rahayu, A. K., Pratama, Y., & Nurprabowo, A. (2020). Perencanaan Sistem Instalasi Plambing Air Bersih dengan Penerapan Alat Plambing Hemat Air Di Blok A dan Blok B1 Rumah Sakit Akademik Universitas Sam Ratulangi Kota Manado. Serambi Engineering, 5 (2) : 914-920.
  10. Rinka, D. Y., Sururi, M. R., & Wardhani, E. (2014). Perencanaan Sistem Plambing Air Limbah dengan Penerapan Konsep Green Building pada Gedung Panghegar Resort Dago Golf-Hotel dan Spa. Reka Lingkungan Institut Teknologi Nasional, 7 (2) : 1-12.
  11. Safiyanti, A. D. (2018). Perencanaan Sistem Instalasi Plambing Air Bersih Gedung Olifant School. Jurnal Reka Lingkungan, 6 (2): 1-11
  12. Standar Nasional Indonesia (SNI) 7065-2005. (2005). Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing. Jakarta : BSN.
  13. Standar Nasional Indonesia SNI 8153-2015. (2015). Sistem Plambing Pada Bangunan Gedung. Jakarta: BSN.
  14. Susanto, D., Kahana, R. E., & Chandra, H. P. (2014). Studi Kasus Penerapan Konservasi Air pada Perumahan PT X. Dimensi Pratama Teknik Sipil, 3 (2) : 1-8
  15. TOTO Indonesia Katalog. (2019). Fittings, Sanitary Wales, and Accessoris. https://www.toto.co.id. diakses 25 April 2020, dari
  16. Yoman, M., Pratiknjo, M. H., & Tasik, F. (2016). Kualitas Sumber Daya Aparatur dalam Mencapai Tujuan Pembangunan di Distrik Yamo, Kabupaten Puncak Jaya Provinsi Papua. Administrasi Publik, 3, 040.