Main Article Content

Abstract

Layanan cuci pakaian ataupun lebih dikenal dengan laundry disaat ini tumbuh dimana-mana, paling utama di wilayah pemukiman. Limbah cair yang dihasilkan mengandung zat pencemar yang dapat dilihat dari parameter pencemar misalnya kadar Chemical Oxygen Demand (COD). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas jenis pengolahan dengan lama waktu tinggal dalam menurunkan kadar COD limbah cair laundry, serta pengaruh jenis pengolahan dan waktu tinggal terhadap kadar COD. Jenis pengolahan yang digunakan adalah aerasi, fitotreatment dan kombinasi fito-aerasi dengan menggunakan reaktor batch. Tahap penelitian yang dilakukan dimulai dari penelitian pendahuluan, aklimatisasi tanaman eceng gondok, range finding test, pengolahan limbah cair laundry, dan analisis statistik menggunakan regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan efisiensi penyisihan COD pada reaktor aerasi, fitotreatment, dan fito-aerasi masing-masing sebesar 60,74%, 24,65%, dan 79,46%. Efisiensi penyisihan paling besar terjadi di reaktor fito-aerasi.  Hal ini karena proses aerasi dapat meningkatkan kandungan dissolved oxygen di limbah laundry lebih besar. Kandungan dissolved oxygen ini digunakan oleh mikroorganisme yang ada di akar tanaman eceng gondok untuk membatu proses degradasi polutan organik limbah cair laundry. Adapun hasil analisis statistik dapat disimpulkan bahwa jenis pengolahan dan waktu tinggal berpengaruh signifinkan terhadap kadar COD.

Article Details

References

  1. Anam, M. M., Kurniati, E., & Suharto, B. (2013). Penurunan kandungan logam pb dan cr leachate melalui fitoremediasi bambu air ( equisetum hyemale ) dan zeolit reduction of pb and cr metals contents of leachate by means of phytoremediation of bambu air ( equisetum hyemale ) and zeolite. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis Dan Biosistem, 1(2), 43–59. https://jkptb.ub.ac.id/index.php/jkptb/article/view/118/121
  2. Arsawan, M., Budiarsa Suyasa, I., & Suarna, W. (2012). Pemanfaatan Metode Aerasi Dalam Pengolahan Limbah Berminyak. Ecotrophic: Journal of Environmental Science, 2(2), 1–9.
  3. Djo, Y. H. W., Suastuti, D. A., Suprihatin, I. E., & Sulihingtyas, W. D. (2017). Fitoremediasi Menggunakan Tanaman Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) Untuk Menurunkan COD dan Kandungan Cu dan Cr Limbah Cair Laboratorium Analitik Universitas Udayana. Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry), 5(2), 137–144.
  4. Hidayah, E. N., Djalalembah, A., Asmar, G. A., & Cahyonugroho, O. H. (2018). Pengaruh Aerasi Dalam Constructed Wetland Pada Pengolahan Air Limbah Domestik. Jurnal Ilmu Lingkungan, 16(2), 155. https://doi.org/10.14710/jil.16.2.155-161
  5. Lusiana, U. (2011). Wastewater Treatment Efficiency Using Up Flow Anaerobic Filter and Activated Sludge Acclimatization. Biopropal Industri, 2(1), 13–19. https://doi.org/10.36974/jbi.v2i1.719
  6. Maier, E. A., Matthews, R. D., McDowell, J. A., Walden, R. R., & Ahner, B. A. (2003). Environmental Cadmium Levels Increase Phytochelatin and Glutathione in Lettuce Grown in a Chelator-Buffered Nutrient Solution. Journal of Environment Quality, 32(4), 1356. https://doi.org/10.2134/jeq2003.1356
  7. Pramyani, I. A. P. C., Marwati, N. M., & Yulianti, A. E. (2020). Efektivitas Metode Aerasi Dalam Menurnkan Kadar Biochemical Oxygen demand (BOD) Air Limbah Laundry. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 10(1), 88–99. ejournal.poltekkes-denpasar.ac.id
  8. Pungut, P., Al Kholif, M., & Pratiwi, W. D. I. (2021). Penurunan Kadar Chemical Oxygen Demand (Cod) Dan Fosfat Pada Limbah Laundry Dengan Metode Adsorpsi. Jurnal Sains &Teknologi Lingkungan, 13(2), 155–165. https://doi.org/10.20885/jstl.vol13.iss2.art6
  9. Puspitahati, C. (2012). Studi Kinerja Biosand Filter Dalam Mengolah Limbah Laundry Dengan Parameter Fosfat Study. 148, 148–162.
  10. Said, N. I. (2006). Penghilangan Deterjen Dan Senyawa Organik Dalam Air Baku Air Minum Dengan Proses Biofilter Ungun Tetap Tercelup. Jurnal Teknik Lingkungan, 7(1), 97–108.
  11. Simatupang, I., Fatonah, S., & Iriani, D. (2015). Pemanfaatan Kiambang (Salvinia molesta D. Mitch) Untuk Fitoremediasi Limbah Organik Pulp Dan Karats. JOM FMIPA, 2, 130–143. https://doi.org/10.11164/jjsps.5.2_381_2
  12. Sitompul, D. F., Sutisna, M., & Pharmawati, K. (2013). Pengolahan Limbah Cair Hotel Aston Braga City Walk dengan Proses Fitoremediasi menggunakan Tumbuhan Eceng Gondok. Jurnal Institut Teknologi Nasional, 1(2), 1–10.
  13. Stefhany, cut ananda. dkk. (2013). Fitoremediasi Phospat dengan menggunakan Tumbuhan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) pada Limbah Cair Industri kecil Pencucian Pakaian (Laundry). Reka Lingkungan Jurnal Institut Teknologi Nasional, 1(1), 1–11.
  14. Suardana, I. (2009). ) Solm} Sebagai Teknik Alternatif Dalam Pengolahan Biologis Air Limbah Asal Rumah Pemotongan Hewan (Rph) Pesanggaran Denpasar. Berita Biologi, 9(September), 759–766. http://e-journal.biologi.lipi.go.id/index.php/berita_biologi/article/view/853
  15. Sutiyasmi, S. (2014). Penelitian Penggunaan Anti Buih Terhadap Deterjen (Degreasing Agent) Dan Pengolahan Air Limbah Industri Penyamakan Kulit. Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, Dan Plastik, 169–186.
  16. Zubair, A. (2014). Fitoremediasi Logam Berat Kadmium (Cd) Menggunakan Kombinasi Eceng Gondok ( Eichornia crassipes) Dan Kayu Apu ( Pistia stratiotes) Dengan Aliran Batch.